Jumat, 29 Mei 2015

Perbandingan Pendidikan Malaysia-Singapura


MALAYSIA-SINGAPURA
(Makalah ini dipresentasikan hari Jum’at, 24 April 2015)

Pembimbing: Dr. Maftuhah, M.Ag

Disusun oleh:
Kelompok 3
Ø Arini Nur Islami Dzulhijah
Ø Dwi Setiarini
Ø Fathur Rosi
Ø Fuad Fauzi
PAI/ VI A
Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Attahiriyah
Jakarta
1437 H /2015 M

BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan elemen penting dalam proses tumbuh besar dan kematangan seseorang yang dapat melahirkan generasi berguna serta berakhlak mulia. Implementasi sistem pendidikan Islam diberbagai negara yang berpenduduk muslim mempunyai sistem yang perbedaan. Di negara yang mayoritas penduduknya beragam Islam berbeda nuansanya dengan negara yang relatif berimbang antara setiap pemeluknya, misalnya negara tersebut memiliki pluralitas agama, dominasi penguasa juga berpengaruh terhadap kebijaksanaan hukum suatu negara.
Hukum Islam dalam pengertian inilah yang memberi kemungkinan epistimologi bahwa setiap wilayah yang dihuni umat Islam dapat menerapkan hukum secara berbeda-beda. Kenyataan ini tercermin pada kecenderungan sistem hukum di negara-negara muslim dewasa ini. Hal ini bukan saja karena sistem politik yang dianut, melainkan juga oleh faktor sejarah, sosiologi dan kultur  dari masin-masing negara tersebut.
Dapat dipahami bahwa banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana bentuk dari realisasi pendidik Islam. Sudah dapat dicerna bahwa perbedaan dalam suatu negara pasti ada, walaupun bentuk perbedaan itu ada yang mencolok perbedaanya ada yang hampir tidak kelihatan. Untuk itu penulis akan membahas Perbandingan Pendidikan antara negara Malaysia dengan Singapura dan juga perbandingan dengan Indonesia. Selengkapanya akan dibahas dalam bab berikutnya.












BAB II
PEMBAHASAN
Malaysia-Singapura
A.    Negara Malaysia
1)      Sejarah Malaysia
Jika dilihat dari sejarah, maka kedatangan Islam dan proses Islamisasi berlangsung melalui jalur perdagangan atas peranan para pedagang muslim dan muballig dari Arab dan Gujarat. Proses Islamisasi ini berjalan baik dengan berdirinya kerajaan Islam yang pertama di Semenanjung Malaka yaitu kerajaan Islam Kalantan  (pertengahan abad ke-12).
 Pada abad ke-15  kerajaan Islam Malaka berdiri dengan rajanya yang pertama adalah Parameswara Iskandar Syah, yang memeluk islam pada tahun 1414 M  dengan gelar Sultan Muhammad Syah. Kerajaan ini tercatat sebagai kerajaan pertama di Malaysia yang memiliki undang-undang tertulis yang disebut dengan “Undang-Undang Malaka”. Sejak tahun 1980-an Islam di Malaysia mengalami kebangkitan yang ditandai dengan semaraknya kegiatan dakwah dan kajian Islam oleh kaum intelektual.
Malaysia merupakan salah satu negara yang mempunyai posisi cukup penting di dunia Islam karena kiprah keislamannya. Berbagai proses Islamisasi di negeri jiran ini tentu tidak terjadi begitu saja, melainkan didahului oleh pencarian dan pergulatan yang panjang, meskipun penduduknya tidak sebanyak penduduk di Indonesia. Namun  demikian Malaysia telah tampil di pentas dunia internasional dengan nuansa serta simbol Islam yang begitu melekat, termasuk dalam kebijakan perundang-undangan banyak diwarnai oleh jiwa keislaman.
2)      Geografis dan Demografi
Malaysia yaitu salah satu negara muslim di kawasan Asia Tenggara, dengan ibu kota Kuala Lumpur, dan terletak di semenanjung Malaka serta sebagian Kalimantan Utara. Luas wilayahnya sekitar 333.647 km² dengan jumlah penduduk kurang lebih 18.239.000. Penduduknya bermayoritas muslim (53 %), Cina 35 % dan India 10 %. Bahasa resmi adalah bahasa Melayu dan agama Islam merupakan agama resmi di Malaysia. [1]
Malaysia yaitu kerajaan federal yang  terdiri dari tiga belas negara bagian yang meliputi daerah semenanjung Malaka, yakni Johor, Malak, Pahang, Negeri Sembilan, Selangor, Perak, Trengganu, Kelantan, Penang, Kedah, dan Perlis yang terletak di Malaysia Barat Dan Malaysia Timur yang terdiri Sabah dan Serawak yang terletak di Kalimantan bagian utara. Federasi ini terbentuk pada tanggal 16 September 1963. Kepala negara  Malaysia adalah seorang raja dengan gelar “Yang Dipertuan Agung”. Pemerintahan berada di tangan Perdana Menteri yang berhak membentuk Kabinet.
3)      Ideologi dan Politik
Malaysia menyuguhkan suatu pengalaman Islami yang unik. Malaysia adalah sebuah masyarakat multietnik dan multiagama, namun mempunyai kekuatan politik dan budaya yang dominan. Sejak priode awal, Islam mempunyai ikatan erat dengan politik dan masyarakat. Islam merupakan sumber legitimasi bagi para Sultan yang memengang peran sebagai pemimpin agama, pembela iman, dan pelindung hukum Islam, sekaligus pendidikan dan nilai-nilai adat[2].
Malaysia adalah sebuah negara dengan bendera nasional bergambar bulan sabit dan bintang, dengan konstitusi yang menyatakan Islam sebagai agama resmi, dengan Perdana Menteri yang memberi  perioritas tertinggi untuk menyatukan  kaum muslim, dengan pemerintahan yang semua menteri utamanya  beragama Islam, dan dengan idologi nasional yang ditegaskan oleh pemerintah bahwa merupakan tugas suci setiap warga negara untuk membela dan mendukung konsitusi yang menjamin kedudukan istimewa bangsa Melayu, peranan Sultan, dan penetapan Islam sebagai agama resmi.
Sedikit dapat diketahui bagaimana posisi agama Islam di Malaysia, walaupun terdiri dari berbagai etnis dan suku bangsa yang bercampur baur. Tetapi Malaysia mampu menjadikan Islam menjadi agama yang resmi, dan bahkan hampir yang kelihatan dari malaysia adalah kentalnya nuansa keislamannya. Meskipun Malaysia dianggap sebagai sebuah negara muslim yang menyatakan Islam sebagai agama resmi, namun sesungguhnya ia adalah sebuah negara pluralitas yang sekelompok minoritas penduduknya adalah non muslim.
4)      Struktur Pendidikan Malaysia
Bahasa Melayu dan bahasa Inggris merupakan mata pelajaran wajib dalam Sistem Pendidikan Malaysia. Sekolah rendah awam di Malaysia terbagi kepada dua jenis, yaitu Sekolah Kebangsaan dan Sekolah Jenis Kebangsaan. Kurikulum di kedua-dua jenis sekolah rendah adalah sama. Perbedaan antara dua jenis sekolah ini ialah bahasa pengantar yang digunakan. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar di Sekolah Kebangsaan. Bahasa Tamil atau bahasa Mandarin digunakan sebagai bahasa pengantar di Sekolah Jenis Kebangsaan.
Sekolah pondok, madrasah dan sekolah agama Islam lain merupakan bentuk sekolah asal di Malaysia. Sekolah-sekolah sedemikian masih wujud di Malaysia tetapi bukan sebahagian daripada pelajaran kanak-kanak di kawasan bandar. Pelajar di kawasan luar bandar masih belajar di sekolah-sekolah ini. Oleh sebab keputusan pelajaran di sekolah-sekolah ini tidak diterima oleh kebanyakan universiti di Malaysia, kebanyakan pelajar ini perlu melanjutkan pelajaran ke kawasan seperti Pakistan atau Mesir.
Sistem pendidikan di Malaysia yang banyak dipengaruhi oleh model Inggris (Eropa pada umumnya) yang mementingkan aspek pemahaman dan analisis.
Implementasi Sistem Pendidikan Islam Malaysia
Pendidikan yang berdasarkan Islam haruslah mampu mengimbangi apa yang diharapkan para orang tua. Pendidikan berdasarkan ajaran Islam merupakan pendidikan yang baik tanpa membebankan orang tua dan mampu mencetak insan kamil.
Model pendidikan prasekolah berdasarkan Islam di Malaysia ialah:
a.       Pengajaran dari sudut kejiwaan anak-anak; pendidikan prasekolah perlu meletakkan penilaian khusus dan keutamaan terhadap perubahan sikap, tingkah laku dan adab anak-anak. Penilaian yang dibuat oleh pengajar tidak harus sekadar melihat sama kemampuan anak-anak didiknya, tetapi yang utama adalah tidak melakukan pembedaan-pembedaan antara satu dengan lainnya, pun pembedaan sebab jenis kelamin. Dengan demikian anak dapat menunjukkan ‘perubahan’ sikap dan adab seorang yang toleran, seorang yang berani, peramah, positif dan mampu menunjukkan semangat bekerjasama.
b.      Mendidik orang tua menjadi pendidik yang berkesan; hal ini dipandang perlu karena justru orang tualah adalah terpenting dan pertama dalam sebuah pendidikan di keluarga. Dari sini pula pencitraan dibentuk. Pencitraan tentang peran masing-masing individu yang biasanya akan mulai teridentifikasi pertama kali oleh jeniskelaminnya.
c.       Meningkatkan mutu pendidik; yaitu dengan memartabatkan sistem latihan yang menyeluruh untuk menjadi guru ‘profesional’ . Dengan itu, guru diharapkan dapat mempunyai pemikiran mantap mengenai pandangan dunia pendidikan Islam dan cara pengendalian pendidikan prasekolah yang terkini dan profesional.
Dalam masyarakat majemuk seperti di Malaysia ini, setiap etnik dan kelompok agama mempunyai sistem pendidikan yang unik bagi mempertahankan identitas dan nilai masing-masing. Islam sepatutnya dapat diketengahkan sebagai satu unsur penting yang menjamin kesejahteraan, kesetaraan dan perpaduan dalam masyarakat seperti ini.
Tiga keberhasilan pendidikan di Malaysia yaitu;
Ø  Mau belajar dari negara-negara lain yang lebih dulu maju
Ø  Mau mengalokasi anggaran pendidikan dalam jumlah yang cukup memadai
Ø  Serta membuat perencanaan jangka panjang yang sistematis dan dijalankan secara konsekuen.
Pemimpin negara Malaysia meyakini hanya dengan pendidikan yang bermutu maka bangsa Malaysia bisa menjadi bangsa yang terhormat di mata bangsa-bangsa yang lainnya. Dan secara konsekuen mereka menjalankan perencanaan jangka panjang yang telah disusun dan diputuskannya. Menghilangkan Arogansi Kinerja pendidikan di Malaysia yang sangat memadai tersebut terbukti telah membawa kemajuan yang sangat berarti bagi bangsa Malaysia; dan dalam banyak hal telah meninggalkan kita yang dulu pernah dianggap sebagai gurunya.
5)      Manajemen Pendidikan
Dari tatanan aplikasi pemerintah malaysia menyediakan sarana dan prasarana belajar yang sangat baik. Baik dari segi sumber ilmu yang berasal dari buku-buku dengan cara menyediakan perpustakaan yang lengkap maupun beasiswa yang diberikan kepada orang yang masih belajar.
Menurut Al-Kattani (2009) ada beberapa hal yang menjadikan belajar dimalaysia menarik, diantaranya adalah:
a.       Fasilitas perpustakaan yang cukup memadai. Buku-buku dan jurnal Islam yang diperlukan dalam kajian keislaman baik yang berbahasa Arab, Inggris, Melayu dan laiin sangat representatif.
b.      Bantuan keuangan dari universistas yang diberikan kepada para mahasiswa yang sedang menyelesaikan penelitian tesis dan disertasi.
c.       Pemanfaatan ICT secara optimal dalam setiap proses administrasi dan kegiatan belajar mengajar. Fasilitas ini membuat urusan menjadi mudah, singka, dan efisien.
d.      Biaya perkuliahan relatif murah dengan fasilitas yang sangat memadai.
e.       Universitas-universitas malaysia sering mengadakan seminar baik skala nasional maupun internasiona.
Dapat dipahami banyak sekali faktor pendukung yang sarana dan menciptakan  pendidikan di Malaysia menjadi menarik dan bermutu. Dengan adanya pendukung yang sudah memadai ini akan menjadi pendidikan Islam secara otomatis terimplementasi dengan baik.
6)      Perbandingan dengan Indonesia
No
Aspek yang dibandingkan
Perbandingan Pendidikan
Indonesia
Malaysia
1
Kurikulum
KTSP
Kurikulum nasional Malaysia
2
Sistem Pendidikan
Segi kelembagaan dan masa belajar
PAUD                  : 1 thn
SD                        : 6 thn
SMP                     : 3 thn
SMA                    : 3 thn
Perguruan Tinggi : 4 thn
Pra Sekolah                  : 2 thn
Pendidikan Rendah     : 6 thn
Pendidikan Menengah : 3 thn
Perguruan Tinggi         : 4 tahun
3
Sistem penilaian belajar
Danem
British
4
Identitas sekolah
Menggunanakan Angka( nomor induk siswa ) sebagai nomor pengenal dikartu pelajar
Menggunanakan Nama Murid sebagai nomor pengenal dikartu pelajar
5
Tujuan pendidikan
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
Untuk mewujudkan suatu sistem pelajaran yang memenuhi keperluan negara dan menggalakkan perkembangan kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik.
6
Tahun Akademik
Juli sampai dengan Juni
Juli sampai dengan juni
7
Angaran pendidikan
Hanya mendapat 20 % dari anggaran pemrintah.
Memperoleh 25 % dari anggaran pemrintah
8
Sistem Pendidikan
Desentralisasi
Desentralisasi

B.      Negara Singapura
1)      Sejarah
Singapura adalah negara pulau kecil yang terletak di ujung selatan Semenanjung Melayu di Asia Tenggara. Tetangganya adalah Malaysia di utara dan timur dan Indonesia di selatan, barat, dan timur. Meski ukurannya kecil, Singapura merupakan negara makmur. Jantung negara ini adalah ibu kota dan kota pelabuhan Singapura. Terletak di persimpangan jalur perdagangan internasional, pelabuhan Singapura adalah salah satu yang tersibuk di dunia.
Singapura berada di bawah kekuasaan Inggris pada tahun 1800-an dan lama menjadi pos kunci Kerajaan Inggris. Negara ini mendapat kemerdekaan penuh pada tahun 1963 sebagai anggota dari Federasi Malaysia. Singapura akhirnya meninggalkan federasi pada tahun 1965 dan menjadi Republik Singapura yang independen.
Wajah Islam di negeri singa ini tak jauh beda dengan wajah di negeri jirannya, Malaysia. Banyak kesamaan, baik dalam praktik ibadah maupun dalam kultur kehidupan sehari-hari. Sedikit banyak, hal ini mungkin dipengaruhi oleh sisa warisan Islam Malaysia, ketika negeri kecil itu resmi pisah dari induknya, Malaysia, pada 1965. Tetapi, sebenarnya agama yang dianut hampir 1,5 milyar umat manusia ini telah lama ada dan berkembang di Singapura, jauh sebelum negeri itu berdiri sendiri.
2)      Geografis dan Demografi
Letak geografis Singapura jika dilihat secara astronomis berada pada 1 derjat, 11' LU - 1 derjat, 28' LU dan 103 derjat, 38' BT - 104 derjat, 5' BT. Batas wilayahnya ialah sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Selat Johor (Malaysia), sebelah Selatan dan Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan dengan luas 716,1 km².
 Singapura, termasuk negeri yang kaya dan tertib di kawasan Asia Tenggara. Namun siapa sangka tenyata terdapat 70 mesjid yang tersebar merata. Jumlah yang lumayan banyak untuk negara sekecil Singapura. Tidak seperti di Indonesia yang begitu banyak masjid dan mushala sehingga memudahkan kita untuk sholat berjamaah di mushala terdekat. Jumlah umat Islam di Singapura kurang lebih 15% dari total penduduknya, yang sekitar 4,5 juta total jiwa termasuk tenaga kerja asing yang memiliki ijin tinggal, dengan komposisi etnis terdiri dari 77% keturunan China, 14% keturunan Melayu, 7,6% keturunan India dan 1,4% lain-lain.
3)      Ideologi dan Politik
Dalam kehidupan bermasyarakat, Singapura menganut falsafah “together we make the difference”. Bagi Singapura, falsafah tersebut dapat dijadikan suatu kekuatan yang dapat mensinergikan semua unsur masyarakat.
Pengembangan kebudayaan di Singapura dalam rangka menghadapi kompetisi global dewasa ini adalah dengan menempatkan kebudayaan sebagai unsur yang sangat penting untuk menigkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan dalam rangka pembentukan karakter bangsa. Kementerian penerangan dann kebudayaan Singapura dalam hubungan ini mempunyai visi yang didasarkan  pada strategi:
a. Membangun landasan yang kuat bagi kegitan pendidikan,  kesenian dan kebudayaan melalui pendidikan yang berkelanjutan.
b.Melakukan upaya untuk melahirkan lebih banyak insan-insan budaya yang profesional yang diakui oleh dunia internasional melalui program-program penemuan bakat, program beasiswa dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan.
4)      Struktur Pendidikan
Pendidikan di Singapura mengalami perkembangan pesat. Kurikulum yang ditetapkan mencakup semua mata pelajaran termasuk pendidikan moral. Pendidikan moral menjadi fokus penting dalam rangka membentuk masyarkat Singapura yang bebudaya tinggi dalam hal etika, disiplin dan perilaku sosial sehari-hari. Pendidikan pula untuk mengembangkan kreativitas anak didik khususnya dibidang teknologi informasi.
Visi pendidikan yang dianut adalah “First World Economy, World Class Home” dengan menekankan pentingnya sistem pendidikan yang berkualitas tinggi. Para pelajar dan mahasiswa dituntut tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata tetapi juga mempelajari cara untuk menciptakan ilmu-ilmu yang baru. Untuk itu, pemerintah telah menyusun tim yang kuat pada menteri pendidika Singapura dengan mengangkat menteri muda yang berkualitas.
 Usaha-usaha penyempurnaan pendidikan dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan sistem, rekrutmen siswa khususnya di tingkat universitas, pengembangan teknologi informasi serta pembangunannya secara holistik.
Singapura bercita-cata universitas terkenal di dunia diharapkan dapat bekerja sama membuka kampus-kampus cabang di singapura. Visi dibidang pendidikan  buka semata-mata sebagai sarana pengambangan sumber daya manusia namun juga menjadi sumber keuangan negara. Kementerian pendidikan Singapura melakukan kerjasama dengann negara-negara lain, termasuk indonesia.
Implementasi Sistem Pendidikan Islam Singapura
Lembaga pendidikan Islam (madrasah) dikelola secara modern dan profesional, dengan kelengkapan perangkat keras dan lunak. Dari seluruh madrasah Islam sebanyak enam buah, seluruhnya di bawah naungan Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS), sistem pendidikan diterapkan dengan memadukan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Keenam madrasah itu adalah madrasah Al-Irsyad Al-Islamiah, madrasah Al-Maarif Al-Islamiah, madrasah Alsagoff Al-Islamiah, madrasah Aljunied Al-Islamiah, madrasah Al-Arabiah Al-Islamiah, dan madrasah Wak Tanjong Al-Islamiah.
Waktu penyelenggaraan belajar mengajar dimulai dari pukul 08.00 hingga 14.00. Lama waktu ini juga berlaku di sekolah-sekolah umum dan non-madrasah. Agar tidak ketinggalan dengan kemajuan teknologi, maka di setiap madrasah dibangun laboratorium komputer dan internet, serta sistem pendukung pendidikan audio converence. Selain dilengkapi fasilitas internet, setiap madrasah juga mempunyai server tersendiri bagi pengembangan pendidikan modern. "Murid dibiasakan dengan teknologi, terutama teknologi internet. Setiap hari, mereka diberi waktu dua jam untuk aplikasi dan pemberdayaan internet," jelas Mokson Mahori, Lc, guru di madrasah Al Junied Al Islamiyah. Sayangnya, pendidikan Islam baru ada dalam institusi TK hingga madrasah Aliyah (SMU). Untuk perguruan tingginya hingga kini belum ada.
Seluruh lembaga dan sistem manajemen profesional ini ditujukan bukan saja pada terbentuknya kualitas muslim dan komunitas Islam yang maju, moderat dan progresif, tetapi juga potret yang mampu berkompetisi dan meningkatkan citra Islam di tengah pemandangan global yang kurang baik saat ini. Model demikian inilah yang kini terus diperjuangkan agar Islam yang rahmat menjelma dalam kehidupan masyarakat Singapura.
Selain pendidikan agama Islam, siswa juga belajar tentang subjek umum. Para siswa mempelajari agama Islam sementara mereka juga mempelajari subjek-subjek non Islam.  Madrasah Al Irsyad Al Islamiah di Singapura menjadi contoh pendidikan Islam yang sejalan dengan dunia modern di negeri singa tersebut.
Madrasah Al Irsyad Al Islamiah sendiri memiliki total siswa 900 orang mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Demi mengakomodasi kurikulum ganda, Islam dan nasional, sekolah memiliki waktu sekolah tiga jam lebih panjang dari pada sekolah umumnya. Madrasah Al Irsyad menempati urutan pertama dari enam madrasah yang ada di Negeri Singa tersebut.
Selain menganut kurikulum modern, institusi pendidikan Islam tersebut juga memiliki titik utama sebagai Islamic Center dari Dewan Agama Islam Singapura, dewan penasihat yang memberi masukan kepada pemerintah perihal urusan menyangkut.
Kurikulum yang dipakai di Madrasah Al Irsyad Al Islamiah memadukan materi pendidikan lokal dan internasional bernapas Islam dalam kegiatan belajar mengajar. Bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar yang dominan, baik di dalam kelas maupun di laboratorium komputer, laboratorium ilmu pengetahuan, maupun perpustakaan. Metodologi pembelajaran Singapura dinilai sangat efektif dan efisien, serta dapat menghasilkan output (luaran) peserta belajar yang unggul.
5)      Manajemen Pendidikan
Perbandingan sistem pendidikan di Singapura dengan Indonesia seperti bumi dan langit rasanya. Departemen Pendidikan Singapura (Ministry of Education) tampaknya lebih banyak bekerja dan memberi perhatian besar pada pengembangan pendidikan ketimbang memanfaatkan pendidikan sebagai sumber rezeki bagi oknum atau pegawai-pegawai departemen itu.
Dari sekolah dasar hingga universitas, misalnya, siswa sudah dipantau dan diarahkan untuk mendapatkan pendidikan yang cocok untuknya. Jadi, tidak semua warga layak atau bebas masuk universitas di Singapura. Bagi mereka yang tidak layak masuk universitas di Singapura, memang bebas memilih kuliah di luar negeri sesuai dengan kemampuan orangtua, tetapi tidak bebas masuk universitas di Singapura jika tidak melewati tes tertentu.
Singapura mengeluarkan sekitar 25 persen dari anggaran pemerintahannya untuk mengelola sektor pendidikan di negara pulau yang luasnya hanya 692 kilometer persegi dan memiliki penduduk sebanyak 4,5 juta orang itu. Sektor pendidikan mencapai 25 persen dari total pengeluaran pemerintah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 40 persen adalah untuk tingkat pendidikan tersier (setingkat perguruan tinggi). Selain itu, pemerintah Singapura juga menyediakan 75 persen dana subsidi operasional dan mendorong lebih banyak donasi atau bantuan dari sektor swasta untuk membantu institusi pendidikan. Sedangkan, agar pendidkan dapat mendorong inovasi yang berkelanjutan, Singapura menekankan pendekatan antara pemerinatah dan kalangan pembisnis.
Dengan pendapatan per kapita lebih dari 24.000 dollar AS per tahun, Singapura termasuk paling kaya di dunia. Namun, Singapura tidak menyamaratakan bahwa semua warga pasti mampu. Biaya sekolah di Singapura relatif murah. Yang diperlukan adalah biaya di luar uang sekolah seperti penunjang kelancaran sekolah, transportasi, buku-buku, dan lainnya.
Untuk keluarga yang tidak mampu, pemerintah menyediakan beasiswa jika perlu. Itu disediakan untuk memastikan bahwa kemiskinan bukan hambatan untuk mengenyam pendidikan. Meski mobil bukan persoalan bagi kebanyakan warga di Singapura, untuk kelancaran transportasi anak-anaknya tersedia berbagai mode transportasi, mulai dari MRT, dipadu dengan rangkaian bus kota yang memiliki akses ke semua sekolah. Untuk transportasi ke dan dari Nanyang Technological University (NTU), misalnya, tersedia berbagai jalur bus yang membelah masuk ke kompleks universitas di Jurong.
Ruang kelas, perpustakaan, kantin sekolah, dan tempat bersantai juga tersedia. Ruang kelas ditata secara bersih dan membuat murid bisa melihat guru atau dosen dan sebaliknya dosen atau guru bisa memantau semua anak didiknya. Kelas diperlengkapi dengan peralatan yang memudahkan guru melakukan presentasi lewat slide yang sudah melekat di setiap ruang sekolah sehingga tidak perlu repot setiap kali melakukan presentasi. Akses internet hingga ke ruang-ruang kelas juga tersedia dan gratis hanya dengan mendaftar untuk mendapatkan ID dari sekolah dan universitas. Hal itu memang sengaja dilakukan untuk membuat murid memiliki akses yang mudah mendapatkan informasi. Terkadang bahan pelajaran juga sudah dipajang di situs internet yang membuat mahasiswa bisa mengakses secara on-line.
Dosen-dosen dan guru di Singapura juga tidak kalah profesionalnya. Dengan gaji yang tergolong memadai, orang- orang terangsang menjadi guru. Tidak semua guru berasal dari Singapura sendiri.
Dengan jumlah penduduk yang sedikit, hanya 4 juta jiwa lebih, Singapura memerlukan pasokan guru. Untuk itu terkadang guru didatangkan dari negara lain. Singapura berniat menjadikan dirinya sebagai pusat pendidikan berkelas internasional, setelah berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat pelayanan kesehatan terbagus di Asia Tenggara.
Kegiatan di universitas dan di sekolah-sekolah bukan sebatas acara belajar-mengajar rutin di ruang-ruang kelas. Hampir setiap bulan tampil pembicara tamu berkaliber internasional membawakan topik-topik baru yang ditemukan di dunia. Pemerintah Singapura tidak segan-segan mendatangkan, misalnya, Michael Porter, Philip Kottler, ahli manajemen terkenal di dunia, serta dosen-dosen kaliber internasional.
6)      Perbandingan sistem pendidikan indonesia dan singapura
Secara umum perbandingan sistem pendidikan di Indonesia dan Singapura dapat dijelaskan melalui tabel di bawah ini :
No
Aspek
Indonesia
Singapura
1
Dasar
UUD 1945 Dan Pancasila
Pemikiran bahwa setiap siswa memiliki bakat dan minat yang unik
2
Tujuan
Meningkatkan ketaqwaan, kecerdasan, keterampilan dan budipekerti luhur, rasa cinta tanah air (patriotisme), memupuk sikap membangun diri sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab membangun masyarakatnya
Membentuk masyarakat Singapura yang berbudaya tinggi dalam hal etika, disiplin dan prilaku sosial sehari-hari, serta mengembangkan kreatifitas anak didik khususnya dibidang teknologi informasi
3
Fungsi
Mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional
-
4
Jenjang
PAUD
TK
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
TK
SD
SMP
SMA
Persiapan menuju kuliah
5
Isi
Pendidikan Pancasila
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Membaca dan menulis
Matematika (termasuk berhitung)
Pengantar SAINS dan Teknologi
Ilmu bumi
Sejarah nasional dan sejarah umum
Kerajinan tangan dan kesenian
Pendidikan jasmani dan kesehatan
Menggambar
Bahasa inggris
Bahasa Inggris
Matematika
IPA
IPS
Seni
Mother tongue language
6
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendidikan
Faktor Tujuan
Faktor Pendidik
Faktor peserta didik
Faktor Alat
Faktor lingkungan Masyarakat
Efektifitas Pendidikan di Indonesia
Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Fasilitas yang memadai
Faktor biaya
Faktor pendidik
Faktor Anggaran Pendidikan
Analisis Kurikulum
7
Masalah-masalah Pendidikan
Rendahnya pemerataan kesempatan belajar
Rendahnya mutu akademik
Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi
Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan
Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral
Kecerdasan emosional masih belum mendapat perhatian yang memadai.
Kurang adanya hubungan yang harmonis antara guru dan murid

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem pendidikan di Malaysia yang banyak dipengaruhi oleh model Inggris (Eropa pada umumnya) yang mementingkan aspek pemahaman dan analisis.
Pendidikan yang berdasarkan Islam haruslah mampu mengimbangi apa yang diharapkan para orang tua. Pendidikan berdasarkan ajaran Islam merupakan pendidikan yang baik tanpa membebankan orang tua dan mampu mencetak insan kamil. Dalam masyarakat majemuk seperti di Malaysia ini, setiap etnik dan kelompok agama mempunyai sistem pendidikan yang unik bagi mempertahankan identitas dan nilai masing-masing. Islam sepatutnya dapat diketengahkan sebagai satu unsur penting yang menjamin kesejahteraan, kesetaraan dan perpaduan dalam masyarakat seperti ini.
Pendidikan di Singapura mengalami perkembangan pesat. Kurikulum yang ditetapkan mencakup semua mata pelajaran termasuk pendidikan moral. Pendidikan moral menjadi fokus penting dalam rangka membentuk masyarkat Singapura yang bebudaya tinggi dalam hal etika, disiplin dan perilaku sosial sehari-hari. Pendidikan pula untuk mengembangkan kreativitas anak didik khususnya dibidang teknologi informasi.
Selain menganut kurikulum modern, institusi pendidikan Islamjuga memiliki titik utama sebagai Islamic Center dari Dewan Agama Islam Singapura, dewan penasihat yang memberi masukan kepada pemerintah perihal urusan menyangkut.









DAFTAR PUSTAKA
  
Ari Takesi. 2012. “Perbandingan Pendidikan di Indonesia dan Malaysia”. http:// aferiza. wordpress. Com/ 2009/06/10/memahami-isu-isu-pendidikan-islam-di-malaysia/.
Eday. 2012.  Perbandingan Pendidikan Di Indonesia Dan Malaysia“. http://kalaubisasekarangkenapaharusbesok.blogspot.com/2012/05/tabel-perbandingan-pendidikan-di.html
Riyadhin azza. 2014. “Perbandingan Pendidikan Di Indonesia Dan Singapura“. http://gedhanggoyeng93.blogspot.com/



[1] Ari Takesi. 2012. “Perbandingan Pendidikan di Indonesia dan Malaysia”. Artikel diakses pada hari Minggu, 19 April 2015 pada http:// aferiza. wordpress. Com/ 2009/06/10/memahami-isu-isu-pendidikan-islam-di-malaysia/.
[2]  Rahman Astuti 1999, hal.166

Tidak ada komentar:

Posting Komentar